Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Surat Kepada Diri Sendiri | 2

 


Setiap bocah adalah seniman. 


Dear Ella.

El, kau tahu, dari semua orang yang kamu kenal, sebenarnya akulah yang paling memahamimu. Aku yang paling mengerti perasaanmu. Aku adalah kembaranmu yang paling paham apa yang menjadi resah di dadamu.

Aku tahu, beberapa kali kamu terbangun pagi dengan perasaan tertekan. Merasa berat harus menjalani harimu pagi ini. Kamu merasakan beban yang sangat setiap kali kamu terbangun.

Beberapa kali kamu mencoba menepis pikiranmu sendiri. Dan aku tahu, itu sulit. Kamu tidak mempercayai harimu akan bahagia padahal ini masih pagi dan kamu belum menjalaninya separuh saja.  Kamu juga merasa sepanjang hari akan menyebalkan hanya karena separuh hari yang sudah kamu jalani memang menyebalkan.

Tapi kamu tahu, El? Sebenarnya hari yang menyenangkan dan tidak itu tergantung gaung dalam kepalamu yang terus bersuara, menyebabkan dirimu menerimanya dan menganggap itu benar. Kamu sepanjang hari merasa tertekan. Bahkan aku tahu kamu pernah ketakutan setiap pagi hanya untuk menghadapi harimu.

El, kamu terlalu lama ternyata hidup dengan suara-suara negatif. Kamu membenarkan semua kata-katanya dan kamu hidup dari apa yang ia ucapkan. Kamu kehilangan kesempatan berbahagia dan syukurmu hanya karena kamu membiarkan suara-suara itu dan menganggapnya benar.

Dengar, itu sangat merugikanmu. Aku ingin kamu mendengarkanku sebentar saja mulai dari sekarang.

Apa yang kamu pikirkan itu tidak benar, Sayang. Semua pikiran kotormu itu salah! Kamu telah dibodohi. Kamu berhak mengubah cara berpikirmu. Kamu berhak menikmati harimu seperti apapun itu. Pikiranmu akan menghambat kreativitas dan ruang gerakmu, jika kamu tidak menyudahinya segera, ingatlah ucapan Einstein "mempertahankan cara berpikir yang sama untuk mengharapkan hasil yang berbeda adalah perbuatan gila."

Kamu memerlukan cara berpikir yang berbeda.

Mulai dari sekarang hiduplah penuh syukur bersamaku. Tidak perlu menghawatirkan apa-apa. Tidak perlu mencemaskan segalanya. Tidak perlu merasa takut pada apa yang memang belum terjadi.

Hiduplah lebih santai, lebih fokus pada masa depanmu. Ingin menjadi seperti apa kamu nanti? Hal menarik apa yang ingin kamu lakukan untuk apresiasi pada dirimu sendiri? Fokus, El.

Kamu bisa melakukan yang lebih baik. Kamu bisa menjadikan harimu lebih bermakna dan indah. Kamu bisa melakukan banyak hal. Mulailah menata pikiran bersamaku.

Ya. Aku. Aku sendiri yang akan menemani harimu. Menjadi teman terbaikmu. Membuatmu menjadi lebih berarti untuk orang-orang tersayangmu.

Aku ada memang untuk mendukung langkahmu. Aku tahu sejak lahir kamu istimewa. Aku tahu kamu pernah melakukan hal-hal istimewa di masa lalu. Aku kagum padamu. Kamu melewati semua itu dengan baik. Kamu menjalani semuanya dengan bijak. Apa kamu masih ingat semua itu?

Aku mengingatnya, El. Aku saaaangat mengingat detail sikap dan caramu bertindak, caramu berpikir, caramu memecahkan masalah, caramu menjadi dirimu sendiri, beberapa tahun lalu.

Lalu kenapa kamu merasa tidak berguna hari ini? Kamu menganggap apa yang kamu jalani hari ini, kesedihanmu, pikiran burukmu, semuanya adalah hal yang wajar? Apanya yang wajar, El? Wajar dari mana? Jangan hanya karena semua orang mengalaminya kamu menganggap itu hal yang wajar dan benar.

Jangan.

Aku menyayangimu. Aku mengagumi segalamu. Mari bersama-sama abaikan pikiran negatifmu, berhenti menyesali diri. Berhenti mengutuk hari-hari. Hari ini kamu keren. Hari ini kamu melakukan hal yang sangat berarti untuk orang lain. Hari ini kamu memberi manfaat untuk orang-orang di sekitarmu. Kamu istimewa.

Jangan kecewakan mereka. Teruslah melangkah melakukan hal terbaik yang bisa kamu lakukan hari ini. It's gonna be a great day.

Salamku,
Ella. 

Posting Komentar untuk "Surat Kepada Diri Sendiri | 2"