Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Little Kaina | 2

Hai, Kaina..

Hingga di tulisan kedua ini, Ibu masih bersusah payah menyelesaikannya di sela kesibukan mengurusmu, bayi perempuanku yang imut. 

Key, selamat terlahir di dunia barumu, Nak. Meski baru beberapa minggu, kita sudah melewati hari dengan banyak hal menyenangkan. Bercerita, mendongeng, nonton, mendengarkan audio bersama, rasanya menyenangkan sekali. Dan katanya itu baik untuk melatih imajinasimu.

Inilah dunia, Key.. semua orang bebas menghabiskan waktu sesuai kehendaknya. Dan kita menemukan cara sendiri untuk melewati hari dengan indah.

Hari ini Ibu ingin menghabiskan hari dengan memberitahumu satu pelajaran; bahwa di setiap susahmu, Allah akan mudahkan jalanmu. Itu janji tuhanmu, Key. Inna ma'al 'usri yusro. Tapi bukan berarti kau hanya perlu menunggu keajaiban, dan berpasrah diri menunggu kemudahan yang dijanjikan.

Bahkan Rosul pun menciptakan ruang untuk keluar dari kesulitan-kesulitan beliau. Saat di titik itulah, Allah mudahkan usahanya.

Suatu hari, Rosulullah ditantang perang saat beliau sudah di Madinah. Itu adalah peperangan besar pertama yang harus dihadapi kaum muslim sebagai pertaruhan dari pilihan mereka untuk tetap beriman kepada Allah dan Rosul-Nya.

Prajurit tempur yang beliau kumpulkan adalah sebagian pemuda-pemuda muhajirin dan anshor. Tentu mereka belum berpengalaman perang, tubuh kurus tak berotot, belum mampu memainkan senjata selincah Abu Bakar. Kala itu, sayyidina Abu Bakar memang belum bergabung dengan pasukan Rosul.

Pada hari yang telah ditetapkan, peperangan akan digelar di lembah Badar, atas saran salah satu sahabat, yang Ibu sudah lupa nama beliau. Bayangkan, Nak, pada peristiwa perang badar, 313 pasukan Rosul harus bertarung melawan 1000 pasukan Quraisy dari Makkah yang dipimpin Abu Jahal.

300 prajurit dadakan harus menghadapi 1000 pasukan pilih tanding. Kira-kira bagaimana perasaan Rosulullah kala itu menurutmu, Key? Beliau memimpin dan menghadapi langsung aksi penyerangan yang hanya berbekal 8 pedang, 6 baju perang, 70 ekor unta, dan 2 ekor kuda. Ibu selalu meneteskan air mata setiap mengingat betapa sulit medan yang harus dihadapi kekasih umat Islam itu, Nak.

Bagaimana tak akan runtuh hati beliau menyaksikan orang yang beriman padanya harus menghadapi 1000 pasukan lawan dengan 600 persenjataan lengkap, 700 unta, dan 600 ekor kuda.

Jauh hari sebelum itu, seorang sahabat mengusulkan agar peperangan dilaksanakan di lembah Badar. Bukan tanpa sebab, lembah itu adalah ceruk yang dikelilingi bebukitan.

Jangan membayangkan yang seram-seram, pikirkan strategi dan penguasaan medan, Nak. Lembah Badar adalah lokasi yang dikuasi pasukan Rosul, mereka menemukan titik kekuatannya; menguasai sumber airnya, bertempur dengan taktik. Rosul menciptakan ruang sekaligus jebakan agar peperangan berlangsung di lokasi yang dikuasai.

Sebelum hari yang ditentukan, pasukan Rosul sudah menguras habis satu-satunya sumber mata air di lembah Badar. Sehingga pada hari pertempuran, pasukan Quraisy meski berlipat jumlah kekuatannya akhirnya tumbang karena mereka kehausan. Pasukan lawan terpaksa mundur yang artinya umat muslimlah pemenangnya. Kemenangan besar pertama bagi mereka. Berbahagialah mereka yang beriman.

Ini soal strategi dan penguasaan medan, Key. Untuk itu kau perlu membayarnya dengan usaha dan iman yang sungguh-sungguh.

Kau ingat Iko Uwais dalam film The Raid 2, Key? Saat ia diserang banyak sekelompok orang, Iko menggiring lawannya ke dalam ruang yang ia ciptakan; lorong kamar mandi yang sempit untuk mengatur strategi perkelahian.

Lalu apa yang terjadi? Berapapun jumlah lawan, mereka akan menyerang satu per satu sebab ruang yang tak luas.

Sekali lagi, dalam perjalananmu kelak, kau harus menguasai medanmu, Nak. Jika kau dipatahkan keadaan, tumbuhlah sebab keimananmu pada Tuhan.

Salam sayang padamu, Key..



Posting Komentar untuk "Little Kaina | 2"