Ra,
Ra,
Jalanku terlalu
terjal dan sialan, waktuku terlalu berantakan dan terlalu banyak yang aku
sia-siakan, egoku keterlaluan, hasratku berlebihan, dan kurang ajarnya aku
dibodohi mimpi-mimpi tak karuan. Sepanjang perjalananku, aku menemukan
terlalu banyak teori dalam diri yang ujung-ujungnya hanya menjadi alibi. Betapa
sok tahunya aku. Betapa terlalu ‘aku’nya aku. Tapi itu pencarian.
Ra,
Seharusnya aku
banyak belajar kesopanan dari tutur bahasamu, belajar keteduhan dari senyummu,
dan kesabaran dari sikapmu. Dirimu yang itu membuatku rindu berkali-kali. Betapa aku ingin bersimpuh di depanmu, di atas sejadah itu, mencium tanganmu,
menundukkan segalaku. Lalu bertanya: apa sebenarnya yang manusia cari dalam
hidupnya?
Posting Komentar untuk "Ra,"