Aku Tidak Tahu
Saya
ingin berkata, “aku tidak tahu” tapi tidak sampai membuat orang lain menjadi
pesimis.
Mungkin
saya akan mulai dari petikan pidato Wilsawa Szymborska, si penyair dari
Polandia. Pada 7 Desember tahun 1996, ia berpidato. Sebagai penerima hadiah
Nobel Sastra tahun itu, ia maju untuk menyampaikan sesuatu. Kata-katanya waktu
itu sudah diterjemahkan dari Bahasa Polandia ke bahasa Inggris oleh Stainslaw
Baranczak dan Clare Cavanagh. Dari Bahasa Inggris diterjemahkan lagi ke bahasa Indoneia.
Penerjemahnya Agus R. Sarjono.
Isi
pidatonya begini: “…..Serangkaian pertanyaan baru muncul dari setiap masalah
yang telah mereka pecahkan. Apapun inspirasi itu, ia lahir dari sebuah “aku
tidak tahu” yang berkelanjutan…..”
“Aku
tidak tahu” hanyalah frasa kecil sebenarnya. Tetapi ia kuat seperti mantra. Saya
tahu, kata-kata akan mempengaruhi perasan seseorang. Saya pilih petikan pidato
Wilsawa Szymborska untuk menemani ungkapan saya. Dan semoga kalian tidak jadi badmood
sebab ungkapan selelah “aku tidak tahu” ini.
Kalau
saja saya iseng menyandingkan kalimat itu dengan kata-kata seperti “menyerah”,
“biarlah, aku gagal”, atau “sudahlah” maka kalimatnya akan menjadi:
“Aku
menyerah, aku tidak tahu”.
“Aku
tidak tahu, biarlah aku gagal.”
“Aku
tidak tahu, sudahlah”
Tentu
hasilnya akan berbeda. Ada perasaan halus yang akan mendukung kalimat yang
sudah kita ucapkan. Karena itu AS. Laksana dalam suatu kelasnya menyampaikan:
cermatlah memilih kata. Kalian mungkin sudah tahu rumus semacam ini dalam dunia
kepenulisan, atau mungkin juga beberapa orang belum tahu. Maka sebaiknya saya
memilih kata-kata Szymborska saja.
Mengapa?
Karena saya ingin menyampaikannya dengan berbeda dan sederhana.
Isaac
Newton kalau tidak menanamkan frasa ini, barangkali apel yang jatuh dikebunnya
hanya dibiarkan saja. Paling beruntung sampai dimakannya. Namun, Newton terus
saja berkata begitu. Dan kata-kata ini membimbingnya menemukan teori. Seperti
juga yang lain; penyair, pelukis, jurnalis, penulis, semuanya—saya yakin
bermula dari “aku tidak tahu” yang kuat dalam dirinya.
Ketidaktahuan
yang menggelisahkan. Di mana—kegelisahan, semangat bertanya, kadang-kadang
(akhirnya) diganjar dengan hadiah Nobel. Kata Szymborska.
Mari
kita mengingat peraih Nobel Sastra dari Rusia, Joseph Brodsky. Kalau dia tidak
pernah bilang “aku tidak tahu” kepada dirinya sendiri, mungkin ia bukan menjadi
kebanggan rusia dan orang-orang terus saja menganggap ia dan kaumnya sebagai
‘parasit’.
Mereka
yang paling sering berkata aku tidak tahu, sebenarnya dialah yang paling tahu.
Lagi, mereka yang sok tahu akan selalu mempromosikan dirinya telah mengetahui
sesuatu. Itu kata teman saya, dan saya yakin saja. Kalian boleh berpikir untuk
uji coba pendapat ini.
Posting Komentar untuk "Aku Tidak Tahu"