SITA DAN RAMMA ABAD 21
Namaku Rian, menurut mimpiku, aku adalah
seorang putri dari dewa angin yang tuhan selundupkan ke bumi menjadi penjaja
cerita. Sedangkan menurut ibuku, nama Rian adalah upaya mengenang waktu
kelahiranku yang saat itu hujan turun seharian di akhir Desember. Begitulah hal
paling istimewa dalam hidupku, karena aku sangat suka hujan dan segala
dinginnya. Maka tak masalah jika aku dikatakan sebagai putri dewa angin. Ah,
ini terlalu bertele-tele.
Sebenarnya tokoh utama
dalam cerita ini bukan aku. Tapi tentang Sita sahabat kelasku. Aku tak
benar-benar tahu dari mana asalnya, yang jelas ia adalah perempuan paling
cantik di kelas. Sekalipun aku sahabat karibnya, aku tak pernah
bertanya tentang dari mana asalnya dan siapa nama lengkapnya. Bagiku itu tidak
penting. Yang penting adalah dia menyenangkan dan cantik. Kami sempat belajar tentang kisah Rama dan Sinta pada mata pelajaran
sejarah, tapi kami tak benar-benar yakin hal itu pernah terjadi. Cukup iya-kan
saja agar tak ada masalah dengan guru. Dan menurutku nama Sita dan Sinta dalam cerita Ramayana itu sedikit
mirip.
Ilustrasi: Fajar, Radar Surabaya |
Oke, sekarang fokus ceritanya kembali ke Sita dan kekasih
barunya, Ramma. Dua hari kemarin sekolah dihebohkan dengan isu Ramma dan Sita
yang berpacaran di facebook Di sana tertera : Ramma Aresto berpacaran
dengan Sita Siapa Suka. Penting untuk kalian ingat, itu bukan nama asli
sita. Silahkan kalian boleh percaya atau tidak. Tapi itulah faktanya.
Entah bagaimana mereka memulai kisahnya, tahu-tahu semua
anak-anak dan para guru-guru di sekolah heboh komentar, share dan nge-like
status hubungan yang baru diposting oleh Ramma. Sekolah menjadi ramai dari
status baru mereka. Beberapa komentar diposting oleh teman-teman sekelas dan
para guru. Mulai dari guru Biologi, Fisika, Sejarah dan guru materi lainnya. Saat ditanya tentang kebenaran kisahnya, Sita hanya mesem-mesem tak
menjawab.
Dan tentang kondisi sekolah, pagi itu aku lewat di depan
ruang kepala sekolah. Namanya Pak Petruk kami biasa memanggilnya Pak Pet.
Kulihat beliau sedang tertawa-tawa sendiri dengan gadgetnya. Barangkali
sedang komen di statusnya si Rama atau Si Sita. Pikirku. Tak perlu ambil
pusing, akhirnya aku kembali melangkah ke perpustakaan membaca cerita dan kisah
Cinderella abad 21. Tiba-tiba,
“Rian, sini,” Awalnya ku kira aku salah dengar, rupanya
tidak. Bisa ku pastikan aku melihat wajah Pak Pet nongol di pintu.
“Iya Pak Pet, ada apa?” Tanyaku sopan.
“Bilang ke semua anak-anak kelas 1-3 hari ini libur. Kami
para guru sedang sibuk mengomentari status baru Ramma dan Sita. 2 menit yang
lalu, Ramma memosting status kalau ia
sedang jalan-jalan di kota Alengka. Dan
baru saja Sita meng-upload suasana kota Alengka. Kami ingin tahu
perkembangan selanjutnya, jadi untuk sekolah, libur dulu ya,” terangnya panjang
lebar.
“ Oh iya, Pak.“ jawabku pendek.
Berhubung aku
satu-satunya makhluk di duni ini yang tidak memiliki gadget, jadi aku
ketinggalan cerita dan isu-isu terbaru di sekolah. Aku yang kudet, tetap saja
bahagia asal hujan tetap turun.
Kisah berlanjut hingga
hari-hari setelahnya. Satu, dua minggu akhirnya kini genap sudah 3 bulan Ramma
dan Sita menjalin hubungan. Rupanya kisah cinta tidak selalu manis, Ramma salah
memperhitungkan saat ia berkata bahwa dirinya yang berhak mencintai dan
membahagiakan Sita. Si Sita juga terlalu bodoh mempercayai omongan manis itu.
Tanpa ia perhatikan ada apa dengan kondisi sekitar.
Kalian pasti penasaran dengan kelanjutan kisahnya.
Baiklah, aku akan bermurah hati. Setelah itu, masih teman sekelasku,
namanya Raha. Nama lengkapnya Rahawan. Rupanya ia juga sedang naksir pada Sita. Lalu dengan segala cara ia lakukan untuk
memisahkan Ramma dan Sita. Perlu kalian tahu, Raha adalah seorang Hacker yang pandai. Maka tidaklah sulit baginya membobol kata sandi Facebook
Sita lalu membajaknya. Ironisnya, Raha memblokir pertemanan Sita dan Ramma
sehingga mereka tidak bisa saling berkomonikasi.
Suasana semakin genting, karena para guru dan anak-anak
di sekolah membaca status-status Sita yang mulai berpuisi tentang Raha (padahal
Raha sendirilah yang menulisnya). Sementara itu, di dinding facebook-nya
Ramma merasa gelisah karena telah
berhari-hari tak tahu kabar Sita.
Berkali-kali Ramma mencoba mencari jejak status yang di-tag atau
apa saja yang berkaitan dengan Sita. Tapi hasilnya nihil. Beranda facebook Sita tak bisa di lacak dan di temukan lagi.
Sementara itu Sita yang malang dan lugu tapi tetap saja
masih cantik, mulai kebingungan. Ia kira Ramma menghilang dan tak lagi mau
berstatus dengannya. Sita semakin gelisah, ia bahkan mulai berfikir negatif
tentang apa yang dilakukan Ramma selama ini. Ramma sendiri merasa curiga
terhadap Sita dan Raha—yang baru di ketahuinya bahwa Raha telah lama memendam rasa pada Sita.
Kisah yang rumit, dan aku semakin sering melihat beberapa
guru dan teman-teman kelas serius membaca status-status mereka berdua di
dinding facebook masing-masing.
Hingga pada suatu hari, Sita memosting status baru:
“Ramma, di mana kamu beberapa bulan ini? Menghilang tanpa
kabar. Kau tahu, Facebookku di bajak seseorang dan mungkin dia telah memblokir
alamat Facebookmu . Apa kabar kamu? Aku sama sekali tak bisa tahu kabar
tentangmu. Apakah kau masih ingat padaku? Apakah kau merindukanku? Atau kau
sudah lupa. Aku disni terkekang. Apa yang kau lakukan saat ini? Jangan-jangan
kau sudah memiliki kekasih lain?” 23 detik yang lalu, kulihat status Sita di Hp-nya Rinum
adik kelasku. Sepertinya Sita sangat tersiksa dengan keadaan itu.
Beberapa menit setelahnya, Sita kembali menulis status, kali ini disertai fotonya yang begitu nelangsa
tanpa balasan dari Ramma.
“Ini detik yang kesekian, Ramma. Aku kekasihmu dan aku
berhak tau kabar darimu. Kau tak juga datang, apa mungkin
kau benar-bemnar melupakanku?”
Hubungan mereka semakin sulit hingga aku harus menghabiskan
berlembar-lemnbar kertas untuk menulisnya. Tapi, karena kisah mereka sekali lagi,
tidak sama dengan kisah Rama dan Sinta. Sita era
21, memiliki
kekuatan dan keberanian yang besar untuk mengungkapkan kekhawatiran dan
kecurigaannya pada Ramma.
Asal kalian tahu, ceritaku ini sudah dibaca oleh presiden
Semmar, kemudian ia mencari Sita dan menjadikannya tokoh pejuang feminisme
pertama di negeriku. Karena Sita berani menyuarakan pendapatnya, kemudian ia
dijadikan mentri kewanitaan. Begitulah ceritaku selesai karena aku masih harus
menulis cerita yang lain.[]
Mantul...
BalasHapusmantap..
BalasHapusheh profilmuuu