Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Siap Mati ya Siap Hidup, Dong!



Sebelumnya saya tak sempat berpikir bagaimana manusia digembleng dan diorientasi  untuk menjalani masa hidupnya di dunia, yang hanya sementara ini, hingga saya bertemu sebuah novel biografi Gus Dur yang sebagian tulisannya membahas tentang percakapan singkat Gus Dur dengan salah seorang santri.
Sebagaimana umumnya, untuk menjalani tahapan kehidupan baru, semisal dalam jenjang pendidikan, masa orientasi siswa ataupun mahasiswa menjadi bagian awal yang menentukan bagaimana mereka akan menjalani hari-hari kedepan. Selama masa oreintasi tentu ada pengenalan dan pengajaran, aturan sekaligus hukuman, kedisiplinan dan kepatuhan. Ini adalah hal lumrah kita jumpai di orientasi-orientasi sekolah dan kampus. Dengan harapan dapat menjadi bekal untuk hari setelahnya.
Di agama kita dan agama-agama Samawi lainnya meyakini bahwa Nabi Adam adalah manusia pertama yang diciptakan Tuhan. Kemudian disusul oleh Siti Hawa yang kelak menjadi pendamping beliau. Mereka berdua adalah makhluk junior ciptaan Tuhan setelah para jin, iblis, dan malaikat, dan kesemuanya Tuhan tempatkan di Surga-Nya.
Sebagai makhluk senior, Iblis memiliki alasan tersendiri untuk tidak mau mengakui manusia (nabi Adam) sebagai makhluk yang lebih istimewa darinya. Sekalipun Tuhan telah menunjukkan kekuasaannya dengan memberikan pengetahuan dan memperkenalkan benda-benda kepada nabi Adam, Iblis masih bergeming. Dan akhirnya, kita tahu ceritanya,  dia dikeluarkan dan didiskualifikasi dari Surga.
Banyak hal yang telah diajarkan Tuhan kepada nabi Adam selama di surga, yang tak lain sebagai masa penggemblengan dan orientasi. Di tempat ini Tuhan mengajari bahasa dan memberi tahu semua nama-nama benda (al-Baqarah: 31). Di tempat ini pula nabi Adam menikmati segala fasilitas yang ada, mengikuti serangkaian aturan dan mengikuti materi-materi. Hingga suatu hari ia membuat pelanggaran besar, yang dalam kitab, disebutkan hal ini dikarenakan godaan iblis yang menaruh dendam kepada nabi Adam dan semua keturunan manusia sejak saat itu.
Senyatanya, demikian kata Gus Dur, meski bukan karena iblis pun, makan buah terlarang atau tidak, pada akhirnya nanti nabi Adam cepat atau lambat akan ditempatkan di bumi juga setelah selesai masa orientasinya. Karena Allah telah menyebutkan dalam kitabnya, inni jaa’ielun fil ardi khalifah, jelas bukan di surga dan bukan untuk menjadi penduduk surge (al-Baqarah: 30), melainkan untuk menjalankan tugas beliau. Di Surga sebatas masa persiapan dan masa sekolah.
Waktu di Surga pun nabi Adam belum menjadi khalifah, janji Allah adalah menjadikannya khalifah baru setelah beliau turun ke bumi.
Saat si santri bertanya kepada Gus Dur mengapa nabi Adam menyandang tugas sebagai wakil Tuhan setelah beliau gagal, tidak lulus ujian, dan tertipu godaan iblis. “Pendosa kok jadi wakil Tuhan?” katanya. Namun justru intinya di situ, kemuliaan manusia itu tidak diukur apakah dia bersih dari dosa atau tidak. Yang penting bukan melakukan kesalahan atau tidak. Tapi bagaimana bereaksi terhadap kesalahan yang kita lakukan. Bagaimana pun manusia telah berbuat salah, tapi nyatanya Allah memilih nabi Adam, bukan malaikat.
Barulah usai masa orientasi itu, Tuhan memberikan agama kepada nabi Adam (al-Baqarah: 37). Belakangan ini, cucu-cucu nabi Adam yang lain mengaku paling benar, paling sunah, paling ahli surga. Segala yang berbeda dengan mereka, mereka serang, merka tuduh kafir, bid’ah dan ahli neraka. Orang lain disepelekan. Kalau sudah marah memang begini, orang lain ditonjokin, dihajar-hajar  barang-barangnya dirusak, bahkan ada yang ngebom segala. Setelah itu mereka bilang mereka adalah pejuang kebenaran.
Mereka siap mati, katanya, nanti bakalan masuk surga. Masuk surga kok hidupnya tidak dijalankan sesuai aturan agama? Padahal agama adalah bekal hidup. Orang yang tidak siap menjalankan agama berarti tidak siap hidup, kata Gus Dur. Toh beberapa memilih mati, yang katanya, sedang memperjuangkan agama. Lha, kok?

Rabu, 05 September 2018
*santri

Posting Komentar untuk "Siap Mati ya Siap Hidup, Dong!"