Mengapa Harus Investasi Saham?
Belum lama ini, tepatnya 26 Februari 2018, saya dan
beberapa teman di Galeri Investasi Bursa Efek Indonesia (GI BEI INSTIKA) kampus,
mengikuti company visit dan training kilat pendidikan pasar modal ke
PT Bursa Efek Indonesia dan PT Phintraco Sekuritas kantor cabang Surabaya.
Namun tidak sesuai rencana awal untuk bisa mendapatkan materi di beberapa sesi
dan training kilat, dikarenakan beberapa petugasnya masih menghadiri persemian bursa
efek yang baru dibangun. Kabarnya saat itu ada lima GI-BEI baru yang akan
diresmikan.
Efek Saat Ini
Tampaknya BEI gencar membangun bursa efek untuk
menarik investor. Indikatornya, pembukaan sejumlah galeri investasi di sejumlah
daerah. Di samping itu, indeks harga saham gabungan (IHSG) sejak Februari 2018
lalu mengalami pelemahan. Pemicunya, kenaikan tingkat suku bunga acuan Gubernur
Bank Sentral AS, The Fed. Sehingga banyak investor asing yang menarik kembali
dananya dan memilih menginvestasikan dana mereka ke instrumen lain yang
berdenominasi dollar AS.
Tentunya para investor sudah bisa menghitung, intsrumen
portofolio berdenominasi dollar AS, seperti surat utang dan saham, akan
memberikan deviden atau imbal hasil yang lebih tinggi. Apalagi tahun ini The
Fed diprediksi akan menaikkan tingkat suku bunga acuannya hingga empat kali.
Hal ini menjadi pemicu melemahnya IHSG hingga tercatat 6.382 pada 14 Maret dari
6.689 Februari lalu.
Sebenarnya turunnya harga saham ini menjadi peluang
bagi investor dalam negeri untuk membeli saham dan melakukan trading. Terlebih saat ini BEI terus
mendorong perusahaan-perusahaan rintisan alias strat-up untuk menjadi perusahaan emiten di BEI. Dari hal ini maka
akan semakin banyak perusahaan-perusahaan baru yang bersifat terbuka, menjual
sahamnya.
Direktur Utama BEI, Tito Sulistio mengatakan,
pertumbuhan laba 84 emiten dari total 566 yang telah merilis kinerja keuangan
rata_rata naik 22%. Sementara investor asing sejak awal tahun telah keluar dari
saham Indonesia dengan jumlah 15,63 T. Pelepasan saham ini dapat menjadi daya
tarik bagi investor domestik yang membelinya.
Mengapa saya katakana membuka peluang besar untuk
investasi dan trading? karena
pelemahan IHSG ini diperkirakan tidak berlangsung lama. Pelemahan ini hanya
sebuah persepsi sesaat akibat ketidak pastian perekonomian dunia. Sementara
kinerja di internal emiten justru bagus sebagai mana penuturan Tito Sulistiyo.
Kesimpulannya, melemahaya IHSG di sini bukan karena faktor internal domestik
tapi faktor-faktor eksternal dan berifat sementara.
Investasi Saham
Berinvestasi sebenarnya adalah upaya menjaga aset
kita dengan menganggarkan sebagian aset di masa sekarang untuk memperoleh
keuntungan yang dikehendaki di masa mendatang. Pada sisi lain, investasi juga
memberikan dukungan berupa dana tambahan kepada perusahaan yang kekurangan
dana. Maka investasi adalah pengalokasian
dana yang efisien.
Aset yang didiamkan dan disimpan
sendiri, tanpa diinvestasikan akan menghambat peredaran uang. Sementara sifat
uang itu sendiri adalah flow concept.
Ia mengalir. Jika didiamkan, permasalahan ekonomi tidak kunjung selesai, sementara
untuk menambah tingkat konsumsi pun bukan solusi yang baik. Maka investasi
saham sejauh ini sangat menjanjikan dan mampu memberikan sumbangsih kepada
perekonomian negara.
Dengan menjadi investor,
keuntungannya adalah, pertama
memperoleh deviden (pembagian laba kepada pemegang saham berdasarkan banyaknya
jumlah yang dimiliki). Kedua,
kepemilikan perusahaan. Semakin banyak dana yang diinvestasikan maka semakin
besar investor menguasai perusahaan. Dan ketiga,
berdagang atau trading. Kegiatan
membeli saham pada saat harga murah dan menjualnya pada saat harga tinggi.
*dimuat di kolom opini Kabar Madura
Posting Komentar untuk "Mengapa Harus Investasi Saham?"