Mahasiswa dan Optimisme Bursa Saham 2018
Awal
tahun baru selalu menjadi momen menarik untuk memulai langkah baru dan
optimisme baru. Tahun 2018 ini Indoesia menghadapi tantangan yang tak mudah di
berbagai sektor. Di sektor ekonomi misalnya, Indonesia dituntut untuk memacu
pertumbuhan ekonominya lebih tinggi dari kisaran 5% untuk bisa lepas dari
perangkap pendapatan menengah (middle
income trap).
Terlepas
bahwa Asian Devlopment Bank telah memberikan sinyal bahwa pertumbuhan produk domestik
bruto (PDB) tahun 2018 ini berkisar 5.3% saja, Indonesia harus tetap optimis
pada harapan untuk terus meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Awal tahun lalu pun
telah ada keraguan diakibatkan khawatir terganggu resioko geopolitik Donald Trump yang akan menaikkan suku bunga
Bank Sentral AS, Federal Reserve (The Fed).
Namun
di samping itu kabar bahwa tingkat investasi (investment grade) Indonesia yang semakin membaik menjadi angin
segar di tengah segenap persoalan yang ada. Di penghujung tahun ini Bursa Efek
Indonesia (BEI) menutup indeks harga saham gabungan (IHSG) pada level 6.355,65
sehingga lembaga Rating Standard and Poor’s (S&P) dan Fitch Ratings
memberikan peringkat layak investasi kepada Indonesia. Alhamdulillah telah dapat mereduksi keraguan yang muncul awal tahun
lalu.
6.355,65 merupakan titik tertinggi
selama sepuluh tahun terakhir. Bisa dibayangkan bila seseorang membeli saham 10
tahun lalu, kemudian dijualnya pada tahun ini
maka nilai investasinya akan naik jauh lebih tinggi dari nilai deposito
di bank. Titik kenaikan harga saham ini selanjutnya akan membuat ekspektasi
pasar terhadap perekonomian Indonesia menjadi lebih cerah. Karena membaiknya
iklim investasi akan menjadi salah satu hal yang membantu pertumbuhan ekonomi.
Potensi Indonesia dalam perdagangan
saham sangatlah besar didukung dengan banyaknya jumlah penduduk, bonus
demografi, kebijakan ke depan yang mulai terfokus pada investasi, serta
tingginya pertumbuhan ekonomi di tengah perlambatan ekonomi global. Sehingga Indonesia
saat ini menjadi bursa pasar saham yang menguntungkan dan menjanjikan dibandingkan
dengan Jerman, Filipina, India, Australia, maupun Inggris.
Namun
demikian, permasalahan yang ‘masih’ sama di semua sektor pengembangan, pemahaman
masyarakat kita tentang saham dan investasi masih sangat awam dan minim. Bahkan
jika diporsentasekan, pemahaman tentang saham
menjadi yang terendah dibandingkan ilmu-ilmu lainnya semisal politik,
sosial, teknologi dan sebagainya. Tak
heran bila potensi great investmnet
sejauh ini masih lebih banyak dinikmati dan dirasakan investor asing.
Di
kalangan akademik senyatanya telah tercatat terdapat 306 GI di seluruh
perguruan tinggi di Inonesia yang secara rutin melakukan edukasi, trading, dan beli saham ramai-ramai di
universitas. Kiranya, bila hal ini bila terus difungsikan lambat laun pada
akhirnya semua mahasiswa utamanya jurusan perekonomian diperkenalkan dan
diwajibkan untuk menanam saham, akan memberikan efek positif untuk masa depan
Indonesia. Selain
bisa memahami seluk beluk bursa saham, nantinya mahasiswa bisa menjadi seorang
investor yang andal, karena sudah memiliki pengetahuan dan pengalaman yang
ditanamkan sejak kuliah.
Selain itu, mahasiswa dapat juga mengikuti
perkembangan tren ekonomi, bisnis, keamanan, sosial yang berefek pada dinamika
pergerakan saham. Industri pasar modal Indonesia patut
diperkenalkan sedini mungkin kepada masyarakat Indonesia.
Diharapkan peran mahasiswa di sini
dapat memberi manfaat yang besar dan menjadi bekal ilmu untuk menghadapi dunia
yang semakin modern. Serta dapat memperdalam pengetahuan mahasiswa mengenai
pasar modal sehingga bisa menjadi faktor pendorong perkembangan industri pasar
modal Indonesia. []
*dimuat di kolom
opini Kabar Madura
Posting Komentar untuk "Mahasiswa dan Optimisme Bursa Saham 2018 "