Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Surga yang tak Dirindukan

Hasil gambar untuk surga yang tak dirindukan
Judul: Surga yang tak Dirindukan
Penulis: Asma Nadia
Penerbit: Asma Nadia PublishingHouse
Cetakan: VI, September 2014
Tebal: 300 halaman
ISBN: 978-602-9055-21-4

“jika cinta bisa membuat seorang perempuan setia pada satu lelaki, kenapa cinta tidak cukup membuat lelaki bertahan dengan satu perempuan?” pertanyaan sederhana yang menuntut lelaki harus berpikir berulangkali untuk menjawab jika satu perempuannya bertanya demikian. Jika lelaki dengan mudah berpoligami  berdalih mengikuti sunah rosul, meskipun itu kebanyakan hanya yang menyenangkan saja,  lalu kenapa perempuan tidak bisa dengan mudah menolak  dengan dalih adil dan setumpuk tuntutan lainnya. Selalu dipaksa mengalah dengan iming-iming Surga.
Padahal, bagi seorang perempuan, rumah sebagai pelabuhan ramah suami saat pulang bekerja, tempat bermain paling menyenangkan bagi anak-anak, sudah cukup sebagai surga yang mereka impikan.
Apa jadinya bila istana surga yang telah lama dibangun sebagai surga bersama tak lagi dirindukan oleh lelaki? Tak lagi menjadi pelabuhan hangat mereka? Karena harus berbagi dengan perempuan lain yang juga tengah membangun surganya? Dengan alasan akan mendapatkan imbalan surga dari Tuhan di akhirat nanti jika mau berikhlas, betulkah demikian?
Kisah yang sedikit mirip Cinderella yang kehilangan sepatu kemudian menjadi perantara bertemu sang pangeran. Bedanya, tak ada kereta kencana, tak ada ibu peri, tak ada ibu dan saudara tiri. Malam itu, Arini kehilangan sepatunya di masjid. Sampai kemudian Mas Pras, sahabat kecil Mas Putra kakaknya, dengan gagah bak pangeran menemukan sebelah sepatu Arini yang hilang (hlm, 9). Kisah berlanjut, waktu cepat mengantarkan mereka pada hubungan serius yang berujung pernikahan.
Andika Prasetya, lelaki bermata cokelat dengan nama panggilan Pras sebagai suami Arini dan ayah bagi ketiga anak yang dihadiahkan Arini, tidak pernah khawatir suatu hari lukisan di hatinya tentang Arini akan memudar. Sebagai pria, rasanya diapun tak ingin berulah macam-macam. Benteng pertahanan lain telah pula dibangun. Pras tak suka kesana kemari. Seusai kerja, dia hanya ingin pulang (hlm, 38). Namun semua benteng pertahanan yang dibangunna tidak selalu kokoh. Bahkan sampai ia bertemu perempuan bernama Mei Rose.
Dia Mei Rose, perempuan non muslim, malang karena diperlakukan sebagai babu di rumahnya namun sukses berkarir, yang belum pernah merasakan jatuh cinta dan dicintai hingga berusia 35 tahun (hlm, 47). Sampai ahirnya ia bertemu Ray yang mengambil paksa mahkota agung seorang perempuan. Kemudian meninggalkan begitu saja. Malang. Kedua kalinya ia jatuh cinta pada lelaki kasar bernama David. Namun keberuntungan masih belum di pihak Mei Rose. David pergi meninggalkannya karena tahu Mei Rose telah hamil (hlm, 98-99).  Ketigakalinya ia jatuh cinta pada lelaki sopan beragama Islam yang siap menerima Mei Rose apa adanya. Pun siap membuatnya menjadi muslim seutuhnya. Cinta merekah, mereka menentukan tanggal perikahan, gedung, baju pengantin, sampai kemudian di hari pestanya Mei Rose baru menyadari bahwa dirinya tertipu. Dialah Luki Hidayat, lelaki yang menipunya demi mendapatkan hartanya. Semua selesai. Mei Rose memilih jalannya sendiri.
Pada saat itulah Pras melihat kecelakaan mobil yang memaksanya untuk turun dan menolong. Dilihatnya, ternyata ia Mei Rose, perempuan dengan segudang luka dan beban. Dia merasa berkepentingan untuk menjaga dan melindunginya.
Sementara Arini, ia sebagai perempuan muslim yang patuh pada agama, benar-benar tidak memiliki keberanian untuk mengungkapkan kecurigaannya kepada sang suami. Tetap menghormati dan berusaha menahan semua kegelisahan dan sakit hatinya. Namun pada kenyataannya ia harus menerima kenyataan yang dilihatnya sendiri bahwa Pras tengah membangus surga bersama perempuan lain (hlm, 225-227). Surga yang ia bangun tak lagi menjadi satu-satunya surga yaang dirindukan suaminya.
Mereka berdua bergitu berbeda. Bagaimana pras bisa mencintai keduanya? Arini, kepada perempuan itulah ia berhutang penjelasan, tapi bingung bagaimana harus memulai. Lalu Mei Rose, perempuan yang membentengi kerapuhannya dengan setumpuk kesombongan. Apalagi setelah keakraban membuatnya memahami kisah hidup Mei (hlm, 283).  Kedua perempuan itu telah membuat hati Pras bingung tak terhingga. Namun itulah jalan yang telah dipilihnya.
Kisah yang begitu menyentuh. Memandang poligami dari berbagai sisi, lelaki dan perempuan. Begitu cantik Asma Nadia mengemas cerita yang bahkan mungkin saja terjadi disekitar kita. Selamat menikmati tiap lembarnya.


Posting Komentar untuk "Surga yang tak Dirindukan"