Jangan Remehkan bahwa Tuhan Sebenarnya Maha Keren
Prinsip yang ingin saya kemukakan sebenarnya adalah terdapatnya sejumlah “kemungkinan” di luar kebiasaan umum.
Ketika pada suatu momentum, media sosial, cetak dan seperangkat media informasi lainnya memberitakan tentang manusia berkepala kambing, manusia dengan tubuh bersisik, pohon pisang bercabang dan seterusnya, guru ngaji saya menjelaskan: “itu keajaiban bagi kita tapi tidak bagi Tuhan”
Prinsip lainnya adalah suatu pandangan yang terinspirasi dari Cak Nun bahwa realitas semacam itu senyatanya adalah upaya agar memperoleh kesadaran kembali tentang betapa luasnya ilmu kehidupan. Bahwa menjadi sarjana, doktor, professor keilmuan modern tidak otomatis merupakan lisensi ke-super-an ilmu, yang membuat seseorang merasa absah untuk meremehkan Tuhan dengan segala kedahsyatan ilmu dan penciptaan-Nya.
Artinya jangan remehkan bahwa Tuhan Maha Keren memiliki kreativitas dan estetika dalam maha karya-Nya al-mitsal manusia berkepala dua. Kekaguman tidak harus pada Leonardo da Vinci dengan karya monumennya; lukisan Monalisa yang terkenal bahkan sampai detik anda membaca tulisan ini, atau lukisan karya maestro internasional kita, Affandi. Lalu kemudian lupa untuk kagum pada karya Tuhan. Betapapun kerennya film AADC 2 sampai menarik puluhan ribu penonton Tuhan tetap saja tak kalah saing.
Adakalanya inovasi karya dan kreasi penting untuk menyadarkan manusia dari hipnotis panggung sandiwara yang diperankan kawan-kawan budayawan Jogja, ketoprak, lelucon, ekonomi, politik, dan panggung-panggung lainnya di dunia.
Dinamika manusia modern hari ini dan segala teknologisasinya telah mengantarkan manusai pada kekeringan ruhani—berdasarkan referensi religi Islam—karena kehidupan mereka kedepan adalah langkah menjauh dari alam dan Tuhan. Dalam Islam kita mengenal konsep kehidupan membulat dan melingkar. Perjalanan ke depan sekaligus berarti kembali kebelakang yang kemudian dikenal dnegan konsep ilaihi roji’un: “kembali ke Allah”. Kemudian perjalanan manusia modern pada kehidupanmodern danmengnel politik identitas. Manusia penting untuk eksis, dihargai, dibebaskan haknya hingga pada realitas kekinian tentang manusia yang saya piker justrukehilangan identitas.
Manusia sebagai khalifatullah, manusia modern telah sukses mengkhilafahi alam, tapi orientasinya tidak kepada taqarrub ilallah. Kemudian manusia-manusia primitif yang dianggap pelaku takhayyul, mistis dan bodoh. Mereka begitu dekat dengan alam dan keyakinan mereka tetapi gagal melaksanakan kekhalifahan yang dinamis.
Di beberapa desa di Madura, terdapat pohon-pohon besar yang masyarakat setempat tidak berani lewat disekitarnya terlebih menabrak dan merusaknya. Karena leluhur mereka mewasiati agar menjaga dan merawat alam (pohon) karena ia memiliki penunggu yang hanya akan bersahabat baik bila manusia memperlakukannya dengan baik, inilah manusia-manusia yang dekat dengan alam tapi tidak dinamis.
Kesibukan dunia modern semakin mempersempit waktu mereka untuk melakukan perenungan-perenungan tentang kehidupan. Oleh karena itu eksploitasi alam kemudian tak terelakkan. Saya kira benarlah keputusan Tuhan untuk menciptakan inovasi-inovasi dalam karyanya sebagaimana saya sebutkan di atas, supaya manusai rehat sejenak dan berpikir ulang tentang sejauh mana kita telah melangkah.
Kepribadian khas bangsa Indonesia referensi keagamaan yang luas sesungguhnya memiliki kapasitas yang cukup untuk sanggup menjadikan manusia sampai pada puber spiritualitas setelah melangkahi seksualitas dan intelektualitas.
Posting Komentar untuk "Jangan Remehkan bahwa Tuhan Sebenarnya Maha Keren"