Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Belajar Tanpa Berguru





Judul: Secawan Anggur Cinta

Judul Asli: Love Is The Wine
Penulis: Robert Frager
Penerbit: Zaman
Cetakan I: 2016
Tebal: 264 Halaman
Dimuat di: Rubrik resensi Kabar Madura

            
Buku ini berisi kumpulan mutiara-mutiara indah beragam ajaran inti tasawuf yang terpancar dari nilai-nilai kitab suci dan sabda Nabi. Dikemas secara terselubung dalam kisah-kisah parabel yang menarik dan menggugah.
            Jalan tasawuf adalah jalan yang menghilangkan tabir penghalang antara seseorang dengan Tuhannya. Tujuannya agar seseorang berlaku selaras dengan Tuhan dan mampu bertindak sebagai perpanjangan kehendak Tuhan.
            Penulis sendiri mengartikan tasawuf sebagai dimensi mistik dari seluruh agama dan seluruh mistisisme yang memiliki tujuan yang sama, yakni pengalaman langsung. Agama dalam hal ini diibaratkan sebatang pohon yang akar-akarnya berupa amalan spiritual dan moral. Dan pohon tersebut  adalah mistisisme, dan buahnya adalah kebenaran.
            Sebagaimana kita tahu, terdapat dua pendekatan secara garis besar untuk melakukan pendekatan kepada Tuhan demi mencapai tingkat kebertuhanan yang sebenarnya. Yaitu pendekatan secara rasio (falsafi) dan pendekatan batiniah (tasawuf). Umumnya, buku-buku tentang ajaran ini, disampaikan dengan lugas mengguankan pemaparan deskriptif dan definitif. Semisal buku Tazkiyatun Nafs, Sufisme, dan buku tasawuf lainnya. Namun, Robert Frager mencoba melakukan pendekatan dan memberikan pemahaman kepada membaca melalui teori naratif. Hal ini, pertama, memberikan kesan pengetahuan yang lebih mendalam dan mudah diingat bagi pembaca. Kedua, pembaca dapat dengan mudah memahami isi dan maksud yang ingin disampaikan penulis, karena cerita selalu menyampaikan pesan berbeda dari pemaparan pada umumnya. Ketiga, buku yang dikemas dengan gaya cerita akan lebih mudah dikonsumsi pembaca bahkan untuk semua kalangan.
            Inti dari ajaran tasawuf yang terhimpun dalam Secawan Anggur Cinta meliputi, kemurahan hati, keimanan, tawakal, kesabaran, cinta, keyakinan, mengenal diri dan ajaran inti lainnya.
            Pada beberapa halaman awal, penulis mengawali cerita dan memberi pemahaman tentang taswawuf dan  cinta. Kemudian baru pada bagian ketiga, ia mulai bercerita tentang seorang Sultan  yang ingin menjadi pejalan yang bisa mencurahkan segenap hidupnya untuk mengenal diri dan Tuhannya. Pada bagian ini penulis mengajak pembaca untuk mengenal pendidikan sufi melalui cerita. Banyak hal yang mesti dikorbankan seseorang terlebih penguasa untuk mencapai kepuasan mengenal Tuhan, termasuk melepas segala harta, jabatan, bahkan keraguan dan rasa takut meninggalkan segalanya. Kemudian penulsi mengkomparasikan kisah Nabi Isa a.s. sebagai Nabi yang menjadi contoh pelepasan dari dunia material yang sempurna.
            Bagian-bagian selanjutnya adalah tentang beberapa hal yang dapat membantu menghilangkan tabir penghalang seseorang dengan Tuhan. Yaitu berupa terapi-terapi secara  batiniah semisal meneguhkan keyakinan mengenai diri sendiri, menahan diri sendiri, memahami nilai-nilai al-Quran, berserah diri dan lainnya.
            Nuansa cerita dibangun jauh dari formalitas. Menembus batas pemahaman terdalam tentang dunia sufistik. Karya ini berbisik kepada kita untuk membahas tasawuf dan menyentuh hati para pembaca yang tulus.
            Buku ini dihimpun dari ceramah dan kuliah Syekh Muzakker. Sangat menyentuh hati dan layak diapresiasi. Sebab menyuguhkan jurus jitu bagaimana mengenalkan tasawuf tanpa ada kesan menggurui.



......................................
Resensor: Lailatul Q

Santri PP Annuqayah Latee 1. Bergiat di Komunitas Rumah Kita (KRK) dan Café Latte 52. 

Posting Komentar untuk "Belajar Tanpa Berguru"